Jumat, 11 Oktober 2013

At-Taassi Bi Akhlaqir Rasul (5) Bicara Nabi Saw


Diantara keistimewaan dan menjadi akhlak Rasulullah saw adalah gaya bicara Rasulullah saw; beliau memiliki suara yang indah, bahasa yang fasih, jika berbicara dapat didengar secara luas, dapat difahami oleh siapa saja, tidak meneggurui, tidak menghardik, tidak melukai sekalipun terhadap musuhnya. Berikut ini beberapa keistimewaan bicara beliau.  
·         Suara yang indah
Diantara keistimewaan Rasulullah adalah bahwa jika  berbicara beliau memiliki suara yang indah dan enak di dengar. Dan Allah juga  menganugerahkan kepadanya suara yang dapat didengar dari kejauhan dan mampu menjangkau ke tempat yang luas.
Diriwayatkan oleh iman At-Tirmidzi dari Anas ra berkata: “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali memiliki wajah tampan dan suara yang indah, adapun nabi kalian memiliki wajah tampan dan suara yang indah”.
Dan suara dapat didengar dari kejauhan. Seperti yang diriwayatkan oleh ibnu Majah dari Ummu Hani berkata: “Kami selalu menyimak bacaan nabi saw di tengah malam disisi ka'bah, dan saya di tempat tidur”.
Bahwa mendengarnya bacaan nabi yang berada dalam dan jauh dari tempat nabi membaca menunjukkan bahwa suaranya yang mulia dapat mencapai tempat yang jauh.
·         Ucapan yang indah
Bahwa rasulullah memiliki ucapan yang indah, bicara yang baik, jika berbicara dilakukan dengan sepenuh hati, merasuk dalam jiwa dan akal. Bahkan jika berbicara dari rongga mulutnya keluar cahaya.
Dari Abu Firshafah berkata: “Ketika kami dibaiat oleh Rasulullah saw saya, ibu saya dan bibi saya dan setelah selesai kami pulang, ibu dan bibi saya berkata: wahai anakku kami belum pernah melihat sosok seperti beliau yang tampan wajahnya, bersih pakaiannya, dan lembut ucapannya, dan kami seakan melihat ada cahaya keluar dari rongga mulutnya”.
·         Lisan yang fasih
Rasulullah saw adalah sosok yang memiliki lisan yang fasih, jelas, jika berbicara singkat namun padat dan penuh dengan makna (yang biasa disebut dengan jawami al-kalim), penuh hikmah, mengetuk jiwa, pemutus suatu perkara, member penyelesaian hokum, wasiat yang berharga, nasihat  yang lugas, pedoman yang kuat, bukti yang nyata dan petunjuk yang terarah.
Dalam musnad dan yang lainnya disebutkan dari Abdullah bin Umar berkata: Ketika Rasulullah saw keluar bersama kami pada suatu hari seakan seperti perpisahan, maka beliau bersabda: “Aku adalah nabi yang ummi –diucapkan tiga kali- dan tidak ada nabi setelahku, aku diberika pembuka ucapan dan penutupnya, serta singkat padatnya…”.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Umar, bahwa Nabi saw bersabda saat berada diatas mimbar: “Wahai manusia, sesungguhnya aku dianugerahkan oleh Allah ucapan yang singkat namun padat dan penutupnya, aku diberikan kemampuan untuk berbicara secara singkat, dan sungguh saya telah menyampaikannya –syariah- dengan putih dan bersih, maka janganlah kalian dan tidak member kalian mudharat dari para”.
·          Adab beliau dalam berbicara
Bahwa nabi saw jika berbicara; jelas dan lugas, jika yang mendengar ingin mengulangnya kembali maka bisa mengulangnya, oleh karena jelas dan gamblangnya ucapan beliau.
Aisyah berkata: “Tidaklah Rasulullah saw ketika mengucapkan sesuatu seperti yang kalian lakukan, namun jika ia berbicara seandainya diulang lagi oleh orang yang mendengarnya niscaya bisa mengulangnya”.
Abu Daud meriwayatkan dari Aisyah berkata: "Bahwa ucapan Rasulullah saw adalah jelas dapat difahami oleh setiap orang yang mendengarnya". 
Dari Jabir berkata; bahwa Ucapan Rasulullah adalah tartil (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat) atau tarsil"..
Dalam kitab shahihain dari Anas bahwa nabi saw jika berbicara selalu diulang 3 kali sehingga dapat difahami, dan jika hadir pada suatu kaum selalu lebih dahulu mengucapkan salam bahkan mengucapkannya tiga kali, ucapannya selalu jelas tidak hazrin (tidak mengejek) dan tidak nazrin (tidak mencela), beliau tidak tsartsarah (arogan) dalam berbicara dan tasyadduq bihi (berlambat-lambat)". 
Nabi saw tidak suka tanattu' (berbicara keras/ekstrimis) dan takalluf (kepura-puraan) dalam berbicara, seperti yang disebutkan dalam kitab sunan Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw berkata: "Sesungguhnya Allah membenci orang laki-laki yang baligh dalam ucapannya yaitu yang yatakhallalu (menyela-nyela) pada lisannya seperti kerbau menyela lisannya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar