Diantara keistimewaan dan menjadi akhlak Rasulullah saw
adalah gaya bicara Rasulullah saw; beliau memiliki suara yang indah, bahasa
yang fasih, jika berbicara dapat didengar secara luas, dapat difahami oleh
siapa saja, tidak meneggurui, tidak menghardik, tidak melukai sekalipun terhadap
musuhnya. Berikut ini beberapa keistimewaan bicara beliau.
·
Suara yang indah
Diantara keistimewaan Rasulullah adalah bahwa jika berbicara
beliau memiliki suara yang indah dan enak di dengar. Dan Allah juga menganugerahkan kepadanya suara yang dapat
didengar dari kejauhan dan mampu menjangkau ke tempat yang luas.
Diriwayatkan oleh iman At-Tirmidzi dari Anas ra berkata: “Tidaklah
Allah mengutus seorang nabi kecuali memiliki wajah tampan dan suara yang indah,
adapun nabi kalian memiliki wajah tampan dan suara yang indah”.
Dan suara dapat didengar dari kejauhan. Seperti yang
diriwayatkan oleh ibnu Majah dari Ummu Hani berkata: “Kami selalu menyimak
bacaan nabi saw di tengah malam disisi ka'bah, dan saya di tempat tidur”.
Bahwa mendengarnya bacaan nabi yang berada dalam dan jauh
dari tempat nabi membaca menunjukkan bahwa suaranya yang mulia dapat mencapai
tempat yang jauh.
·
Ucapan yang indah
Bahwa rasulullah memiliki ucapan yang indah, bicara yang
baik, jika berbicara dilakukan dengan sepenuh hati, merasuk dalam jiwa dan
akal. Bahkan jika berbicara dari rongga mulutnya keluar cahaya.
Dari
Abu Firshafah berkata: “Ketika kami dibaiat oleh Rasulullah saw saya, ibu
saya dan bibi saya dan setelah selesai kami pulang, ibu dan bibi saya berkata:
wahai anakku kami belum pernah melihat sosok seperti beliau yang tampan
wajahnya, bersih pakaiannya, dan lembut ucapannya, dan kami seakan melihat ada
cahaya keluar dari rongga mulutnya”.
·
Lisan yang fasih
Rasulullah saw adalah sosok yang memiliki lisan yang fasih,
jelas, jika berbicara singkat namun padat dan penuh dengan makna (yang biasa
disebut dengan jawami al-kalim), penuh hikmah, mengetuk jiwa, pemutus suatu
perkara, member penyelesaian hokum, wasiat yang berharga, nasihat yang lugas, pedoman yang kuat, bukti yang
nyata dan petunjuk yang terarah.
Dalam musnad dan yang lainnya disebutkan dari Abdullah bin
Umar berkata: Ketika Rasulullah saw keluar bersama kami pada suatu hari seakan
seperti perpisahan, maka beliau bersabda: “Aku adalah nabi yang ummi
–diucapkan tiga kali- dan tidak ada nabi setelahku, aku diberika pembuka ucapan
dan penutupnya, serta singkat padatnya…”.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Umar, bahwa Nabi saw
bersabda saat berada diatas mimbar: “Wahai manusia, sesungguhnya aku
dianugerahkan oleh Allah ucapan yang singkat namun padat dan penutupnya, aku
diberikan kemampuan untuk berbicara secara singkat, dan sungguh saya telah
menyampaikannya –syariah- dengan putih dan bersih, maka janganlah kalian dan
tidak member kalian mudharat dari para”.
·
Adab beliau dalam
berbicara
Bahwa nabi saw jika berbicara; jelas dan lugas, jika yang
mendengar ingin mengulangnya kembali maka bisa mengulangnya, oleh karena jelas
dan gamblangnya ucapan beliau.
Aisyah berkata: “Tidaklah Rasulullah saw ketika
mengucapkan sesuatu seperti yang kalian lakukan, namun jika ia berbicara seandainya
diulang lagi oleh orang yang mendengarnya niscaya bisa mengulangnya”.
Abu Daud meriwayatkan dari Aisyah berkata: "Bahwa
ucapan Rasulullah saw adalah jelas dapat difahami oleh setiap orang yang
mendengarnya".
Dari Jabir berkata; bahwa Ucapan Rasulullah adalah tartil (tidak
terlalu cepat dan tidak terlalu lambat) atau tarsil"..
Dalam kitab shahihain dari Anas bahwa nabi saw jika
berbicara selalu diulang 3 kali sehingga dapat difahami, dan jika hadir pada
suatu kaum selalu lebih dahulu mengucapkan salam bahkan mengucapkannya tiga
kali, ucapannya selalu jelas tidak hazrin (tidak mengejek) dan tidak nazrin
(tidak mencela), beliau tidak tsartsarah (arogan) dalam berbicara dan tasyadduq
bihi (berlambat-lambat)".
Nabi saw tidak suka tanattu' (berbicara keras/ekstrimis) dan
takalluf (kepura-puraan) dalam berbicara, seperti yang disebutkan dalam kitab
sunan Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw berkata: "Sesungguhnya
Allah membenci orang laki-laki yang baligh dalam ucapannya yaitu yang
yatakhallalu (menyela-nyela) pada lisannya seperti kerbau menyela
lisannya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar