Kamis, 19 September 2013

At-Taassi Bi Akhlaqir Rasul (4) Nabi saw; Sosok Yang Bersih


04. Nabi saw; Sosok Yang Bersih

Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (Al-Baqarah:222)
Nabi saw adalah sosok yang paling bersih badannya, pakaiannya, rumahnya dan majlisnya, bahkan tubuhnya begitu bersih berkilau, seperti yang pernah disebutkan dalam hadits Hindun bin Abi Halah. Bahkan seluruh anggota tubuhnya mulai dari rambut hingga ujung kaki dan pakainnya sangatlah bersih, warna yang cemerlang dan ini semua menunjukkan akan kebersihan sosok beliau.
Disisi lain nabi saw adalah sosok dari makhluk Allah yang paling bersih jiwanya, bahkan ini yang menjadi perhatian utama Allah sebelum beliau diangkat sebagai nabi dan rasul. Hal tersebut sangatlah bagi kitajelas, bahwa sejak awal kelahirannya hingga mendapatkan wahyu, Allah memeiharanya dari berbagai kotoran, najis dan fawahis baik yang zhahir maupun batin. Allah berfirman:
وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ
“Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia”. (Al-Maidah:67)
·         Allah juga memelihara beliau dari mengikuti perbuatan yang melalaikan, seperti kisah beliau saat kecil yang tertarik dengan kebiasaan orang-orang Arab Quraisy, beliau pernah tertarik padanya, namun beberapa beliau mendekatinya Allah menjadikannya tertidur dan tertidur.
·         Allah memeliharanya dari jiwa dan hati yang kotor, beliau pernah dibelah dadanya oleh malaikat Jibril, untuk dibersihkan tubuhnya dari kotoran yang bersifat batin.
·         Allah memeliharanya dari perbuatan dusta, sehingga sejak belia beliau sudah dijuluki oleh wara Arab saat itu dengan Al-Amin.
Dalam ayat Allah juga memerintahkan kepada Nabi saw juga senantiasa membersihkan pakaian dan jiwanya; dari kotoran zhahir dan batin yang berupa perbuatan dusta, dosa dan keji. Allah berfirman:
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ. وَالرُّجْزَ فَاهْجُر
“Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah”. (Al-Mudatsir:4-5)
Oleh karena itulah, nabi saw  mengajak umatnya untuk senantiasa hidup bersih; zhahir dan batin, dan memperingatkan mereka dari hidup yang kotor; baik zhahir dan batin.
Adapun arahan-arahan untuk senantiasa hidup bersih adalah seperti yang terdapat dalam hadits-hadits nabi sebagai berikut:
1.    Arahan beliau bahwa prinsip ajaran Islam adalah mengajarkan kebersihan
Diriwayatkan oleh imam Tirmidzi dari Saad ra nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, dermawan mencintai kedermawanan, pemurah dan mencintai sosok pemurah,  maka dari itu bersihkanlah jiwa-jiwa kalian…”
Dalam hadits lain disebtukan dari Aisyah ra nabi saw bersabda: Sesungguhnya Islam adalah agama yang bersih, maka bersihkan jiwa dan diri kalian, karena tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih”. (Thabrani)
Dari Abu Hurairah ra secara marfu’ nabi saw bersabda: “Bersih-bersihlah semampu kalian, karena sesungguhnya tidak membangun agama Islam kecuali atas dasar kebersihan, dan tidak akan masuk surga kecuali yang bersih-bersih”.
2.    Arahan Nabi saw untuk menjaga kebersihan badan dan anggota tubuh lainnya
·         Perintah untuk mandi
Dari imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi saw bersabda: “Setiap muslim harus mandi, minimal satu kali dalam sepekan, yaitu pada hari jum’at”.
·         Perintahnya untuk membersihkan seluruh anggota tubuh, karena hal demikian adalah fitrah dan ajaran para nabi dan Rasul.
Diriwayatkan oleh imam Muslim dari Aisyah ra bahwa nabi saw  bersabda: “Sepuluh perkara yang merupakan fitrah (maksudnya adalah fitrah agama yang telah Allah anugerahkan kepada setiap hamba, atau ia merupakan perkara yang telah dibawa oleh para nabi dan disepakati dalam syariat samawiyah); yaitu menggunting kumis, menata jenggot, siwak, istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), memotong kuku, mencuci tangan, mencabut (boleh juga mencabutnya) bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, istinja’”.
Dari sisi lain nabi memperingatkan umat dari mengabaikan sepuluh hal diatas dalam tempo yang lama, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Hasan ra berkata: Nabi memberikan tenggang waktu kepada kami dalam menggungting kumis, memotong kuku,  mencabut atau mencukur bulu ketiak dan bulu kemaluan dalam 40 malam, - maksudnya adalah jika ada kebutuhan lain sehingga tidak dapat melakukannya maka tidak boleh lewat 40 malam, namun lakukanlah setiap pekan.
3.    Arahan beliau untuk senantiasa membersihkan bekas makanan dan minuman.
Imam Tirmidzhi meriwayatkan dari Salman berkata Nabi saw bersabda: “Keberkahan makana adalah berwudhu sebelum dan setelahnya”. (maksudnya adalah wudhu secara bahasa yaitu mencuci kedua tangan, bukan wudhu syar’i). 
4.    Arahan beliau untuk senantiasa membersihkan pakaian
Imam Thabrani dan Abu Nuaim dari Umar bin Al-Khattab ra dari Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya diantara kemuliaan orang beriman dihadapan Allah adalah baju yang bersih dan keridhaannya terhadap urusan dunia”.
5.    Arahan beliau untuk senantiasa membersihkan rumah dan pekarangannya.
6.    Arahan beliau untuk senantiasa membersihkan masjid dan menjadikan amal tersebut sebagai bagian dari mendekatkan diri kepada Allah dan kebaikan yang agung
Dari Abu Daud dan tirmidzi meriwayatkan, dari Anas bin mali bahwa Nabi saw bersabda: “Diperlihatkan padaku ganjaran umatku sampai pada seseorang yang membuang kotoran dari masjid, dan diperlihatkan pula dosa-dosa umatku, dan saya tidak melihat dosa yang sangat besar dari orang yang diberikan satu surat atau satu ayat namun lupa setelahnya”.
Karena itu, umat Islam hendaknya memperhatikan masjid yang ada dilingkungannya dan berusaha untuk memelihara kebersihan dan membersihkannya, walaupun terhadap sesuatu yang kecil dan remeh, dan jika melihat ada kotoran di masjid maka ambil dan buanglah di tempat sampah, atau berusahalah membersihkannya dan jangan dibiarkan kotor.
7.    Arahan beliau untuk membersihkan jalan-jalan, tampat-tempat umum dan melarangnya dari mengotori atau meletakkan sesuatu yang membahayakan; dan menjadikan hal tersebut bagian daripada keimanan seseorang.
Seorang mukmin tidak boleh membiarkan ada kotoran yang di jalanan, jika dirinya melihat kotoran dan bisa membersihkannya, dan tidak ada orang yang bisa membersihkannya maka dia lebih utama dan wajib untuk melakukannya dan tidak boleh membiarkannya kotor apalagi menambahkan kotoran lain dengan membuang sampah sembarangan. Dan harus difahami pula bahwa membersihkan kotoran dari jalan adalah bagian dari iman bukan sekedar keutamaan saja.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Rasulullah saw adalah sosok yang paling bersih dari sisi batin dan zhahir, bersih dari dosa dan maksiat, bersih dari kotoran dan najis, dan beliau senantiasa mengajak umat untuk senantiasa menjaga kebersihan dan melakukan kebersihan diri dan jiwa serta lingkungan yang ada disekitarnya, dan menjadikan itu semua bagian dari keimanan seseorang.
Dan yang lebih utama dan harus senantiasa dibersihkan lalu dijaga kebersihannya bagi setiap mukmin adalah kebersihan jiwa atau batin, karena ia merupakan pangkal kebaikan yang ada dalam tubuh setiap ini. Baru setelah itu menyeimbangkannya dengan kebersihan jasadi, lingkungan dan alam sekitar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar