Muliakan Hidup dengan Tilawah
Al-Qur’an
Alkisah ada seseorang yang mengetahui bahwa emas
merupakan hiasan yang sangat berharga, setelah orang tersebut membelinya, maka
disimpanlah ditempat yang aman; disebuah kotak kecil, lalu disimpan di dalam
peti kecil, lalu diletakkan di dalam laci dan laci berada di dalam lemari dan
lemari di kunci dan berada di dalam kamar yang terkunci. Akhirnya berang
berharga tersebut tidak bisa dinikmati.
Ada pula seseorang yang melakukan perjalanan yang
belum pernah dikunjungi, namun karena terburu-buru dia lupa membawa peta yang
dapat dijadikan penuntun perjalanan tersebut.
Adapula seseorang yang melakukan perjalanan dan
ditangannya ada peta, namun peta itu buta sehingga dirinya tidak memahami
bagaimana cara membacanya, atau peta itu jelas namun tidak berusaha dibacanya
hanya disimpan di dalam tas.
Begitupula ada seseorang yang sedang melancong ke
Negara lain, merasa dirinya –ketika di negara sendiri- patuh dengan semua
aturan yang di negaranya, dan hanya aturan negaranya saja yang diketahui, maka ketika
berada di Negara lain dia tidak mau patuh pada aturan Negara yang disinggahi,
dan kekeh dengan aturan yang ada dinegaranya sendiri.
Terakhir ada dua sahabat yang pergi ke pantai,
sesampainya disana salah seorang dari mereka menyelam ke dasar lautan, namun
yang lainnya enggan karena melihat pinggir pantainya begitu kotor dan
beranggapan kalau diatasnya kotor bagaimana dengan yang dibawah.
Itulah penggalan kisah ilustrasi, yang jika ambil
ibrahnya terkait dengan Al-Qur’an adalah sebagaimana berikut:
-
Ada sebagian masyarakat sebagai kitab suci, dan karena begitu
menghormati kesucian kitab tersebut, akhirnya Al-Qur’an diletakkan ditempat
yang tinggi dan sulit untuk diambil, khawatir menjadi mainan anak-anak yang
masih kecil, dan saking tingginya akhirnya kitab itu tidak bisa dijamah apalagi
dibacanya.
-
Hidup ini ibarat perjalanan menuju suatu tempat belum pernah sama
sekali disinggahi, yang tentunya pasti membutuh peta yang dapat dijadikan
petunjuk arah menuju tempat tersebut (yaitu Al-Qur’an dan sunnah). Dan ketika
sudah punya peta jangan disimpan begitu saja tapi harus dibaca dan dipahami
dengan baik. Dan jika ditemui ada belum paham (peta buta) maka jangan malu
untuk bertanya kepada yang lebih paham.
-
Dalam hidup pasti ada aturan (undang-undang), dan aturan yang paling
baik adalah aturan Allah SWT dan Nabi saw, jangan merasa dirinya punya aturan
lalu tidak mau menerima aturan lainnya.
-
Dalam Al-Qur’an jangan hanya melihat kulitnya saja namun perhatikan isi
dan kandungannya, terdapat di dalamnya banyak ilmu yang sangat berharga,
petunjuk, syifa (zhahir dan batin) dan lain sebagainya.
Bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kemuliaan dan
kekuatan bagi umat Islam. Melalui Al-Qur’anlah manusia mendapatkan kemuliaannya
dan menemukan kemuliaannya; baik di dunia maupun di akhirat. Adapun bentuk
kemuliaan yang terpancar dari Al-Qur’an sangatlah jelas dan gamblang; karena ia
sebagai kitab yang disucikan dan kitab yang dimuliakan, seperti yang disebutkan
oleh Allah SWT dalam firman-Nya :
“Dan demi Al-Qur’an yang Mulia”. (Qaf:1)
Allah juga berfirman:
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu
sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka
Apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10) sendiri
Adapun silsilah kemuliaan yang terpancar dari
Al-Qur’an itu dapat kita temukan melalui beberapa hal berikut; 1. Bahwa Zat
yang menurunkan Al-Qur’an adalah Zat Paling Mulia yaitu Allah SWT;
2. Manusia pertama yang menerima Al-Qur’an adalah
sosok paling mulia, berpredikat sayyidul
anbiya wal atqiya(penghulu para nabi
dan orang-orang bertaqwa), bahkan beliau juga sebagai sosok yang paling mulia
dari para nabi dan para rasul serta seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini
sehingga wajar beliau dijuluki dengan khairul
basyariyah(sebaik-baik manusia)
yaitu Nabi Muhammad saw;
3. Tempat diturunkannya Al-Qur’an adalah tempat yang
paling mulia di muka bumi ini, yang diberi julukan sebagai tanah haram (tanah
yang disucikan), dan sebagai ummul
qura (yaitu Makkah Al-Mukarramah.
4. Bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an adalah
bulan yang paling mulia; yaitu bulan Ramadhan yang memiliki julukan sayyidus syuhur (penghulu
bulan)
5. Waktu diturunkannya Al-Qur’an juga merupakan waktu
yang paling mulia disisi Allah SWT yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan) seperti yang disebutkan dalam
surat Al-Qadar: ayat 1-5; yaitu kemuliaan dan lailatul mubarakah(malam penuh keberkahan) seperti yang difirmankan
Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 3, dan menjadi malam yang sangat mulia yang
disebut dengan lailatul qadar (malam kemuliaan) dan malam seribu bulan.
Oleh karena itu, setiap hamba Allah (umat Islam) yang
ingin mendapatkan kemuliaan di sisi Allah, maka harus banyak berinteraksi
dengan Al-Qur’an; baik dengan membaca, memahami, menyimak, mentadabburkan,
menghafal dan mengamalkan kandungan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,
serta mengajarkannya kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ
تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik
kalian adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mau mengajarkannya”. (Bukhari dan
Ashabus sunan)
Dan Allah SWT juga berfirman:
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu
sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka
Apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10)
Disinilah letak kebahagiaan yang dapat diperoleh
setiap hamba ketika mendapat kesempatan mengarungi kehidupan di bulan Ramadhan;
selain puasa, qiyamulail lail, juga tadarrus Al-Qur’an, yang merupakan sumber
kemuliaan Islam dan umatnya.
Adapun puncak kemuliaan yang akan diraih bagi siapa
yang membaca Al-Qur’an dapat kita simpulkan beberapa hal berikut;
1.
Mendapatkan syafaat di yaumil akhir.
Nabi saw bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ
فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah
Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi yang
membacanya pada hari kiamat”. (Muslim)
2.
Dilipat gandakannya pahala sepuluh kali lipat.
Sebagaimana hadits nabi saw:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا
مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa
yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran,
dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak
katakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu huruf
dan mim adalah satu huruf”. (Tirmidzi).
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah
ra. berkata : Rasulullah saw bersabda :
الَّذِي يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ
وَالَّذِي يَقْرَؤُهُ وَهُوَ يَشْتَدُّ عَلَيْهِ فَلَهُ أَجْرَانِ
“Bagi
siapa yang membaca Al-Quran dengan mahir maka ganjarannya akan didudukkan
bersama para malaikat yang mulia dan baik, dan bagi siapa yang membaca Al-Quran
namun terbata-bata di dalamnya dan terasa berat atasnya maka baginya dua
ganjaran”. (Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i)
3.
Sebaik-baik manusia adalah yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Tirmidzi,
Nasa’I dan Abu Daud dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. bahwa Rasulullah saw bersabda
:
الْمُؤْمِنُ الَّذِي
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ
وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَالْمُؤْمِنُ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ
بِهِ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ
الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا
مُرٌّ أَوْ خَبِيثٌ وَرِيحُهَا مُرٌّ
“Perumpamaan
orang mu’min yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah : baunya wangi dan
rasanya enak –manis-, dan perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Quran
seperti buah Tamr –Korma- tidak memiliki bau namun rasanya manis, dan perumpamaan
orang munafik yang membaca Al-Quran seperti Raihanah –parfum- baunya wangi
namun rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran
seperti buah handzolah : tidak ada bau dan rasanya pahit…”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An-Nawas bin Sam’an
berkata : Saya mendengar ra. Rasulullah saw bersabda :
يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ
سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَمْثَالٍ مَا نَسِيتُهُنَّ بَعْدُ قَالَ
كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلَّتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرْقٌ أَوْ
كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا
“Akan didatangkan pada hari Kiamat dengan Al-Quran dan
orang-orang yang mengamalkannya di dunia terutama –yang mengamalkan- surat
Al-Baqarah dan Ali Imran dan Rasulullah saw memberikan tiga contoh yang tidak
terlupakan setelahnya, dia berkata sekan keduanya dua awan atau dua payung
hitam diantara keduanya cahaya atau seakan keduanya dua sayap dari burung yang
berbulu yang keduanya akan memberi hujjah –pembelaan- bagi peiliknya (membaca
dan mengamalkannya)”.
4. Suatu kaum akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT
karena interaksi dengan Al-Qur’an
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Al-Khattab
ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :
إِنَّ اللَّهَ
يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya
Allah mengangkat derajat suatu kaum melalui Kitab ini –Al-Quran- dan merendahkan
yang lainnya..”.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdullah
bin Amru bin Al-Ash ra. dari Nabi saw bersabda :
يُقَالُ لِصَاحِبِ
الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا
فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Akan
dikatakan kepada siapa yang membaca Al-Quran : Bacalah dan lemah lembutnya,
bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia dengan tartil,
karena sesungguhnya kedudukanmu dengan yang lainnya terdapat pada satu ayat yang
kamu baca…”.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud dari Abu
Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :
وَمَا اجْتَمَعَ
قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ
وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ
فِيمَنْ عِنْدَهُ
“…Dan
tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah,
mereka membaca Kitabullah –Al-Quran-, dan saling mengajarkannya di antara mereka
kecuali turun di tengah-tengah mereka ketenteraman, dinaungi rahmat dan
dikelilingi para malaikat serta Allah SWT menyebut-nyebut mereka kepada siapa
yang berada di sisi-Nya”.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Jabir bin Abdullah ra.
Berkata: Rasulullah saw bersabda :
“Bacalah
Al-Quran, karena semuanya banyak mengandung kebaikan”.
Nabi juga bersabda:
أفضل العبادة قراءة
القرآن
“Ibadah
yang paling utama bagi umatku ialah membaca Al-Quran”. (Diriwayatkan
oleh Abu Nu’aim di dalam Fadha’ilul-Quran)
Di dalam sebuah hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ هَذَا
الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللهِ فَتَعَلَّمُوا مَأْدُبَةَ اللهِ مَا اسْتَطَعْتُمْ ،
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ حَبْلُ اللهِ وَهُوَ النُّور الْمُبِينُ ، وَالشِّفَاءُ
النَّافِعُ ، عِصْمَةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ وَنَجَاةٌ لِمَنْ تَبِعَهُ ، لاَ
يُعْوَجُّ فَيُقَوَّمُ ، وَلاَ يَزِيغُ فَيُسْتَعْتَبُ ، وَلاَ تَنْقَضِي
عَجَائِبُهُ ، وَلاَ يَخْلَقُ عَنْ كَثْرَةِ الرَّدِّ ، اتْلُوهُ فَإِنَّ اللَّهَ
يَأْجُرُكُمْ عَلَى تِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّي
لاَ أَقُولُ : الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ عَشْرًا وَلاَمٌ عَشْرًا وَمِيمٌ
عَشْرًا
“Sesungguhnya
Al-Quran ini adalah hidangan Allah, oleh karena itu hendaklah kamu menyebutnya
dengan kekuatan yang kamu mampu menyebutnya. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah
tali Allah, cahaya yang terang benderang dan penawar yang berguna. Penjaga
kepada siapa yang berpegang kepadanya, jaminan kejayaan bagi yang mengikutinya.
Ia tidak salah yang menyebabkan ia tercela, ia tidak bengkok yang menyebabkan ia
perlu dibetulkan, keajaibannya tidak kunjung habis dan ia tidak menjadi cacat
sekalipun banyak (kandungannya) ditolak orang. Bacalah Al-Quran karena Allah
akan memberi ganjaran ke atas setiap huruf dari bacaanmu dengan sepuluh
kebaikan. Aku tidak mengatakan kepadamu Alif, Lam, Mim itu satu huruf tetapi
Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Al-Hakim)
Dalam satu wasiat kepada Abu Zar Rasulullah berkata:
عليك بتلاوة القرآن
وذكر الله فإنه نور لك في الأرض وذخر لك في السماء
“Kamu
wajib melazimkan dirimu membaca Al-Quran karena ia adalah cahaya untuk kamu di
bumi dan perbendaharaan untuk di langit.” (Ibnu Hibban)
Karena itulah membaca Al-Qur’an merupakan aktivitas
yang harus di giatkan dan diperbanyak; baik pagi, siang atau malam hari. Dan
Menjadikannya sebagai wirid harian, guna mendapatkan julukan sebagai ahlul
Qur’an dan mendapatkan al-karamah (kemuliaan) was sa’adah (kebahagiaan)
melalui Al-Qur’an, serta kelak
mendapatkan syafaat pada hari kiamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar