|
Judul
di atas merupakan penggalan dari hadits Nabi saw sebagai doa beliau ketika
memasuki bulan Rajab dan Sya’ban. Secara lengkap doa yang disampaikan oleh Nabi
saw adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانٍ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah SWT berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Sya'ban
dan sampaikanlah kami hingga bulan Ramadhan”.
Adapun nash lengkap hadits seperti yang termaktub dalam
Musnad Imam Ahmad adalah sebagai berikut:
Menceritakan kepada kami Abdullah, dari Ubalah bin Umar,
dari Zaidah bin Abi ar-Raaqod, dari Ziyad an-Numairi, dari Anas bin Malik
berkata ia, Adalah Nabi saw apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa ; “Ya
Allah SWT berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami
kepada Bulan Ramadhan. beliau selalu berkata, “Pada malam jumat nya ada
kemuliaan, dan siangnya ada keagungan.
Doa Nabi saw di atas bentuknya umum, yang berarti ketika
membaca doa ini, seakan seorang muslim memohon kepada Allah SWT tiga
permohonan;
1.
Memohon kepada Allah
agar diberikan panjang umur sehingga dapat memasuki bulan Ramadhan;
2.
Memohon kepada Allah SWT agar selain diberikan usia panjang,
juga diberi kemampuan dan kesehatan sehingga dapat menunaikan aktivitas dan
ibadah yang ada pada bulan Ramadhan secara optimal dan maksimal;
3.
Memohon kepada Allah SWT agar –melalui ibadah Ramadhan-
diberikan hidayah dan rahmat, iman dan taqwa, sehingga kelak –setelah mengikuti
amaliyah Ramadhan- menjadi orang-orang yang mendapatkan keberkahan, ampunan dan
terbebas dari api neraka serta meraih berbagai kenikmatan dan kebahagiaan serta
taqwa.
Kenapa demikian? Karena betapa banyak orang yang tadinya
sehat wal afiat, usia ada namun ketika menjelang Ramadhan tiba, ruhnya diambil
oleh yang Maha Kuasa sehingga tidak dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Dan
betapa banyak orang yang diberikan usia panjang hingga dapat memasuki bulan
Ramadhan, namun tidak dapat menjalankan ibadah dan amaliyah yang ada pada bulan
Ramadhan karena sakit, kondisi fisik yang lemah dan lain-lainnya. Dan lebih
mengenaskan lagi, betapa banyak orang yang diberikan kesempatan hidup, umur
panjang, badan sehat dan fisik kuat, namun tidak mendapatkan keberkahan,
kebaikan dan ampunan Allah SWT; karena tidak ada iman, tidak mampu
mengendalikan hawa nafsu, amarah dan angkara murka serta perkataan dan
perbuatan tercela lainnya.
Nabi saw bersabda:
"Betapa banyak orang yang
berpuasa tidak mendapatkan pahala dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus
belaka"
Dalam hadits lainnya juga disebutkan:
"Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang
penuh keberkahan, di dalamnya terdapat kebaikan yang meliputi kalian karena
Allah (ada di dalamnya), maka turunlah rahmat, berguguran segala kesalahan dan
dosa, di dalamnya doa dikabulkan, maka Allah melihat semangat berlomba kalian,
dan para malaikat sangat dengan kalian, maka perlihatkan di hadapan Allah yang
terbaik dari jiwa-jiwa kalian, karena sesungguhnya celaka bagi siapa yang
diharamkan di dalamnya rahmat Allah SWT”(Thabrani)
Karena itu mari senantiasa membaca doa seperti yang
diajarkan oleh nabi saw, dan juga membaca doa yang selalu dipanjatkan oleh para
pendahulu kita… semoga Allah SWT mengabulkannya..
اللَّهُمَّ
سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ وَتَسْلِمْهُ مِنِّي
مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Dan doa yang ada dalam Al-Qur'an:
رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong
kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah
kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha
pemberi (karunia)". (Ali
Imran:8)
Al-Hafidz
Ibnu Rajab menyebutkan satu riwayat yang menunjukkan semangat mereka dalam menyambut bulan Ramadhan. Ibnu Rajab menyebutkan keterangan
Mu’alla bin Al-Fadhl – ulama tabi’ tabiin – yang mengatakan,
كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن
يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم
“Dulu
para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar
Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan
sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan
Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Satu
harapan yang luar biasa. Karena mereka menilai, Ramadhan adalah bulan yang
sangat istimewa. Sehingga mereka tidak akan menjadikannya kesempatan yang
sia-sia.
Kemudian
Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan salah satu contoh doa yang mereka lantunkan.
Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir – seorang ulama tabi’in –, bahwa beliau
mengatakan,
Diantara
doa sebagian sahabat ketika datang Ramadhan,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى
رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
“Ya
Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan
kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif,
hlm. 264)
Kedua,
ada satu doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika masuk ramadhan. Doa itu adalah
doa melihat hilal. Akan tetapi sejatinya doa ini adalah doa umum, berlaku untuk
semua awal bulan, ketika seseorang melihat hilal dan tidak khusus untuk bulan
ramadhan.
Teks
doa itu,
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ
أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ،
وَالتَّوْفِيقِ لِمَا نُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
Allahu
akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa keamanan dan
keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju
apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai
bulan), adalah Allah.” (HR. Ahmad 888, Ad-Darimi dalam Sunannya no. 1729, dan
dinilai shahih oleh Syua’ib Al-Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad, 3/171).
Doa ini
hanya dibaca ketika seseorang melihat hilal di awal bulan. Karena itu, bagi
yang tidak melihat hilal, tidak disyariatkan membaca doa ini ketika masuk awal
bulan. Sebagaimana keterangan Dr. Sa’id Al-Qahthani dalam syarh Hisnul Muslim,
hlm. 262.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar